Rabu, 19 Maret 2008

Harga Migor Naik, Pedagang Alih Profesi

Rabu, 12 Mar 2008

Tangerang, Jurnal Nasional

Terus menanjaknya harga minyak goreng (migor) curah di sejumlah pasar di Tangerang, beberapa hari terakhir ini, membuat para pedagang gorengan beralih profesi menjadi pedagang buah-buahan, pedagang es atau buruh bangunan.

Ini seperti yang dilakukan Prayitno (25), pedagang es yang sebelumnya mengaku berdagang goreng-gorengan di Pasar Anyar, Kota Tangerang. "Harga migor sekilonya saja Rp15 ribu, nggak kuat lagi dagang gorengan. Saya rugi melulu," kata Yitno.

Sementara Roni (26), pedagang ayam goreng di pinggiran Pasar Anyar, memilih tetap bertahan karena tak punya pilihan lain. "Saya memilih bertahan dengan tidak menaikkan harga, tapi mengurangi kadar gorengannya tidak terlalu garing, sehingga tidak terlalu banyak memakan minyak," katanya.

Kenaikan minyak goreng sedikit banyak mengurangi daya beli masyarakat. Saat ini harga eceran minyak goreng curah yang sebelumnya Rp13.500 per kilogram, sudah menembus Rp15.000. Kenaikan ini terjadi hampir di seluruh pasar tradisional di Tangerang.

Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Pemkot Tangerang Saeful Rochman menyebutkan, sejak Februari lalu Pemkot melalui Pemprov Banten telah mengirimkan surat kepada pemerintah pusat agar mengirimkan jatah minyak goreng sebanyak 60 ribu liter bagi keluarga miskin di Kota Tangerang. "Sampai saat ini, kita masih menunggu kapan pengiriman minyak goreng untuk masyarakat miskin itu terealisasi," kata Saeful. Irfan Fikri

Tidak ada komentar: