Kamis, 03 April 2008

Dubes Bingung Amerika Bebas Flu Burung


Pola hidup yang tidak sehat dan kesadaran masyarakat yang minim tentang bahaya flu burung, sehingga tanpa rasa takut bersahabat intim dengan unggas, diduga menjadi penyebab maraknya penyebaran virus H5N1 di Indonesia, khususnya di Tangerang, Banten.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Cameron R Hume mengutarakan analisis itu ketika berkunjung ke Tangerang kemarin. Dia ingin melihat persiapan penerimaan bantuan dari negaranya untuk Tangerang guna menanggulangi flu burung.

"Saya bingung, kenapa di Amerika tidak ada flu burung, tapi di sini (Indonesia) ada," ujar Cammeron saat ditanya kenapa Tangerang dipilih menjadi proyek percontohan penanganan flu burung oleh Amerika Serikat.
Dia berpendapat, cepatnya penyebaran virus flu burung disebabkan masih banyak
warga masyarakat, terutama yang tinggal di perkampungan, melakukan kontak dengan
unggas. Pendapatnya ini diperkuat tatkala rombongannya mengunjungi Pasar Tradisional Grendeng, Karawaci.

Ia menilai pasar tersebut tidak layak karena bersebelahan dengan rumah sakit, dan berada di tengah pemukiman." Tempat sangat tidak layak dan memprihatinkan," ujar Cameron

Menurut Cameron, pasar unggas berada di lokasi tersebut sangat tidak ideal. Dia juga merasa heran melihat penjual unggas bebas menjajakan dagangan, sekaligus memotong unggas di pinggir jalan besar. Ia meminta agar pemerintah merelokasi para pedagang itu ke pasar modern.

Dia mengakui, ketergantungan masyarakat Indonesia, khususnya Tangerang pada unggas sangat tinggi. Banyak warga yang mencari nafkah dari unggas, termasuk membiayai sekolah anak. "Tidak mungkin Tangerang bebas unggas, karena memang warga hidup dari unggas. Langkah terbaik adalah melakukan vaksinasi pada unggas tersebut," tuturnya.

Untuk membantu penekanan angka penderita flu burung, pemerintah Amerika Serikat akan mengucurkan bantuan sebesar Rp240 miliar kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi flu burung. "Dana ini sudah dikucurkan, dan tinggal dimanfaatkan saja sebaiknya. Jika dana ini turun, saya harap Tangerang dapat lebih fokus pada program vaksinasi," katanya.

Cameron dalam kunjungan tersebut didampingi tim dari Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, serta Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Cameron juga sempat mengunjungi RSUD Tangerang, untuk melihat fasilitas dan ruang penanganan pasien flu burung. Menurutnya, bantuan tersebut ditujukan untuk pembangunan gedung, dan fasilitas ruang isolasi, untuk tenaga pelatihan bagi para timpenanganan flu burung. Dia mengagumi kondisi fisik RSUD Tangerang. Menurutnya walaupun ruang agak sempit tapi semuanya tertata dengan rapi.


Tentang vaksinasi unggas, Tangerang kini kekurangan vaksin. "Saat ini hanya tersedia dua juta vaksin. Sementara jumlah unggas di Kabupaten Tangerang mencapai 11 juta unggas," tutur Didi Iswadi, Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Tangerang saat menjawab pertanyaan Cameron.

Pemerintah Kabupaten Tangerang berharap pemerintah pusat dapat segera menurunkan dana bantuan dari Amerika Serikat untuk Tangerang itu. "Kita sudah ajukan proposal kepada pusat namun dana itu belum turun juga," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hani Heriyanto.

Hal serupa juga diutarakan Bupati Tangerang Ismet Iskandar. Menurut dia, pemerintah pusat jangan sekedar menetapkan Tangerang sebagai proyek percontohan penanganan flu burung. "Selama ini penanganan flu burung hanya mengandalkan dari kas daerah," ujarnya .

Irfan Fikri

Tidak ada komentar: